Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
CISDI: Cukai minuman berpemanis berpotensi tekan kasus baru diabetes
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 15:09:51【Sehat】107 orang sudah membaca
PerkenalanWarga berbelanja minuman manis di salah satu supermarket Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1

Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyangakan cukai dan label peringatan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dapat menjadi langkah efektif menekan kasus baru diabetes dan kematian akibat penyakit ngak menular tersebut.
Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani dalam diskusi di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan CISDI pada 2024 memperlihatkan bahwa penerapan cukai MBDK berpotensi mencegah 3,1 juta kasus baru diabetes tipe 2 dan 455.310 kematian akibat penyakit tersebut.
"Kemudian kalau dari sisi ekonomi, biasanya dalam kesehatan akan menghitung dari Disability-Adjusted Life Year (DALY) atau sebenarnya berapa tahun-tahun yang hilang karena dia ngak produktif. Kalau dikonversi secara ekonomi, dengan kita bisa mencegah kematian dan kasus, Indonesia itu bisa menghemat sekitar Rp40,6 triliun kalau ada kebijakan cukai MBDK," tutur Nida.
Tidak hanya cukai terhadap MBDK, pihaknya juga merekomendasikan mewajibkan penggunaan label peringatan yang terbukti efektif untuk mendorong masyarakat memilih produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah.
Baca juga: CISDI: Konsumsi minuman berpemanis dapat bebani anggaran kesehatan
Secara khusus, dia menyoroti label depan kemasan di Indonesia masih bersifat sukarela dan ngak konsisten di seluruh industri. Tanpa standar yang wajib, produsen bisa memanipulasi desain, dengan baru 12 persen Indonesia membaca tabel nutrisi menurut survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
"Yang kami lihat bahwa level peringatan itu yang paling bisa menurunkan konsumsi produk yang ngak sehat, karena approach-nya beda dengan nutri-level," tuturnya.
Label peringatan itu, kata dia, akan membantu konsumen untuk mengetahui zat negatif yang harus dikurangi seperti gula, garam, dan lemak.
BPOM sebelumnya berencana mewajibkan pencantuman nutri-leveldi kemasan produk olahan yang terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: Pemerintah bahas skema cukai MBDK, CISDI usul kenaikan harga 20 persen
Sementara untuk penerapan cukai MBDK rencananya akan diterapkan pemerintah tahun depan, dengan besaran tarif cukai masih akan didiskusikan antara pemerintah dan DPR RI.
Suka(61978)
Artikel Terkait
- Hujan di Jakarta mengandung mikroplastik, BRIN ingatkan polusi langit
- Pengamat: Kopdes Merah Putih modal untuk bangun ekonomi berbasis lokal
- Dokter nyangakan definisi label "sehat" pada kemasan ngak jelas
- Wamentan: Program MBG tingkatkan gizi anak dan gerakkan ekonomi desa
- Pengobatan inovatif pasien kanker makin beragam
- Wakil Ketua DPRD Bogor salurkan bantuan untuk korban longsor Bondongan
- Kemarin, alasan penerbitan PP 38/2025 hingga anggota DPR nonaktif
- Ros BLACKPINK makan nasi goreng sebelum tampil solo
- Pemkot Makassar
- PBB sebut situasi di Darfur Utara di Sudan masih "katastropik"
Resep Populer
Rekomendasi

Menelaah tren "doom spending" Gen Z sebagai motor penggerak ekonomi

Menkomdigi ungkap ada gim online yang disusupi jaringan teroris

Formula Prabowo dari APEC Gyeongju untuk dunia

Wamentan: Program MBG tingkatkan gizi anak dan gerakkan ekonomi desa

Mendag sebut transaksi TEI 2025 tembus Rp286 triliun

BLACKPINK puji antusiasme penggemar Indonesia

BNPT: Sekolah jadi wadah pembentukan karakter bangsa cegah terorisme

Kronologi perang saudara Sudan hingga kondisi terkini Oktober 2025